Bagaimanadengan membawa senjata tajam secara diam-diam dalam tas dengan tujuan untuk berjaga-jaga? Berdasarkan Pasal 2 UU No.12/Drt Tahun 1951 hal tersebut merupakan tindakan pelanggaran, atas dugaan membawa senjata penikam, atau senjata penusuk dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun.
Perlu Anda ketahui bahwa ada tidak ada hukum membawa senjata tajam untuk perlindungan diri. Jadi, masyarakat dilarang membawa senjata tajam dengan alasan apapun, kecuali dipergunakan sebagaimana mestinya. Seperti cangkul yang digunakan oleh petani untuk pejabat. Atau pisau untuk dijadikan sebagai alat perdagangan. Alhasil, seseorang tidak dibenarkan untuk membawa senjata tajam guna melindungi diri dari tindak kejahatan atau seseorang yang memiliki itikad buruk. Sebab, hal ini telah sesuai dengan Undang-Undang hukum di Indonesia. Apabila Anda terbukti dengan sah dan meyakinkan membawa senjata tajam, maka pihak kepolisian dapat melakukan penahanan. Pihak kepolisian telah mendapat bukti bahwa Anda membawa senjata tajam yang tidak digunakan sebagaimana fungsinya. Alhasil, pelaku harus mendekam di sel penjara selama 10 hari untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, pihak penyidik dapat memperpanjang masa penahanan 20 hari ke depan untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Setelah semua berkas dinyatakan lengkap, maka terduga pelaku akan menjalani sidang sesuai dengan pasal yang ia langgar. Alasan Hukum Membawa Senjata Tajam untuk Perlindungan Diri Tidak Berlaku di Indonesia Di Indonesia sendiri memang memberlakukan larangan kepemilikan senjata tajam yang dapat melukai orang lain dengan dalih melindungi diri. Sebab, melindungi seseorang menjadi tugas kepolisian. Jadi, Anda harus mempercayakan polisi untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Memang, tidak ada larangan untuk memiliki senjata tajam jika digunakan sebagaimana fungsinya. Hanya saja, Anda tidak boleh membawa senjata tajam kemanapun tanpa memiliki izin resmi. Ada beberapa alasan adanya aturan tentang penggunaan senjata tajam. Diantaranya adalah sebagai berikut ini. Alasan pertama, bisa saja seorang yang membawa senjata tajam ini melakukan pengancaman pada orang lain. Pengancaman ini bisa saja dilatar belakangi dengan berbagai motif, seperti perampokan atau dendam. Selain itu, pelaku juga dapat menggunakan alibi melindungi diri untuk dapat lolos dari jeratan hukum. Maka dari itu, hukum membawa senjata tajam untuk perlindungan diri tidak diterapkan di Indonesia. Alasan kedua, membawa senjata tajam ini bisa saja mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindak penganiayaan terhadap orang lain. Memang, seseorang yang membawa senjata tajam untuk tindak kejahatan ini terkadang bersifat angkuh. Alhasil, pelaku yang terbukti melakukan tindak pidana penganiayaan dengan membawa senjata tajam dapat dikenakan pasal berlapis. Hal tersebut telah sesuai dengan aturan hukum menakuti orang dengan senjata tajam. Alasan ketiga, membawa senjata tajam memang dilarang di Indonesia, termasuk alasan untuk melindungi diri. Hal tersebut tentu bertentangan dengan Undang-Undang hukum yang berlaku di Indonesia. Sebab, ada beberapa pasal yang melarang seseorang membawa senjata tajam untuk dijadikan sebagai perlindungan serta pertahanan diri dari orang lain. Maka dari itu, jangan pernah menggunakan senjata tajam untuk melakukan tindak kriminal. Pasal-pasal yang Menjelaskan Bahwa Seseorang Dilarang Membawa Senjata Tajam Memang, menggunakan senjata tajam yang tidak sesuai dengan kegunaannya ini dapat ditangkap oleh pihak berwajib. Sebab ada beberapa pasal penjerat pelaku pengancaman dengan menggunakan senjata tajam. Sehingga, polisi berhak melakukan penahanan karena adanya Undang-Undang hukum yang menyatakan bahwa seseorang yang dengan sengaja membawa senjata tajam dapat membahayakan orang-orang sekitar. Oleh karena itu, Anda harus paham betul terkait pasal-pasal yang menerangkan bahwa penggunaan senjata tajam telah melanggar Undang-Undang hukum. Penyidik dari kepolisian akan menggunakan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam. Artinya, seseorang yang dengan sengaja membawa, memiliki, menguasai, atau menyembunyikan senjata tajam seperti alat penusuk atau alat pemukul akan diancam dengan pidana kurungan badan paling lama 10 tahun penjara. Jadi dapat dikatakan bahwa hukum membawa sebuah senjata tajam sebagai perlindungan diri di Indonesia ini tidak berlaku. Karena hukum tersebut bertentangan dengan produk hukum positif yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, guna menghindari sanksi penjara karena dianggap melanggar Undang-Undang Darurat pasal 2 ayat 1 nomor 12 tahun 1951, maka ada baiknya untuk tidak membawa senjata tajam untuk dipergunakan mengancam seseorang. Di Indonesia, semua masyarakat wajib tunduk terhadap aturan hukum. Salah satunya adalah tidak diperbolehkan membawa senjata tajam. Selain itu, di Indonesia juga tidak menerapkan hukum membawa senjata tajam untuk perlindungan diri karena faktor alasan keamanan. Konsultasikan Masalah Penggunaan Senjata Tajam Pada JustikaBeberapa orang ada yang memilih untuk membawa senjata tajam sebagai perlindungan diri, namun apakah hal tersebut diperbolehkan? Untuk itu, Anda bisa berkonsultasi dengan advokat terpercaya yang sudah berpengalaman lebih dari 5 tahun dengan seleksi yang ketat di Justika guna mendapatkan solusi atas permasalahan Anda melalui beberapa layanan berbayar berikutKonsultasi via ChatKini, konsultasi chat dengan advokat berpengalaman hanya mulai dari Rp saja. Dengan harga tersebut Anda sudah bisa mendapatkan solusi permasalahan hukum Anda dengan cara menceritakan permasalahan yang dihadapi melalui kolom chat. Nantinya sistem akan mencari advokat guna membantu menyelesaikan permasalahan via TeleponUntuk permasalahan yang membutuhkan solusi lebih lanjut, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi telepon mulai dari Rp selama 30 menit atau Rp selama 60 via Tatap MukaKonsultasi tatap muka bisa dilakukan ketika Anda benar-benar membutuhkan saran secara langsung dari advokat terpercaya untuk kasus yang lebih rumit. Hanya dengan Rp saja, Anda sudah bisa bertemu secara langsung selama 2 jam untuk bertanya lebih dalam hingga menunjukkan dokumen-dokumen yang relevan untuk membantu permasalahan informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.
Dalampemeriksaan, terlapor mengakui perbuatannya. "Perbuatan terlapor melanggar Pasal 335 KUHPidana tentang pengancaman dengan senjata tajam. Terlapor terancam hukuman penjara paling lama 10 tahun penjara," tandas Gatot. Sementara itu, Arianto Widodo mengaku dirinya melakukan perbuatan tersebut karena jengkel dengan sikap korban. SAMARINDA – Unit Reserse Kriminal Polsek Samarinda Ulu Gelar Press Release terkait Kasus Tindak Pidana Pengancaman dengan Menggunakan Senjata Tajam dan Penganiayaan bertempat di Mapolsek Samarinda Ulu, Kamis 02/03/2023. AKBP Eko Budiarto, dalam Release menjelaskan, ” Pelaku berinisial SB 32 Tahun beserta barang bukti 1 bilah Senjata tajam telah berhasil kami amankan, ujar Wakapolresta Samarinda. Awalnya, Pelaku SB pada hari Rabu tanggal 22 Februari 2023 sekitar Jam WITA saat itu saya sedang bekerja sebagai tukang parkir di Jl. Karrie Onieng tepatnya di Klinik Tirta bersebelahan dengan Kedai Namsa, awalnya pemilik Kedai menegur Pelaku terkait mobil milik dokter yang terparkir diantara Klinik dan Kedai Namsa. Pelaku langsung cekcok mulut menanyakan kepada pemilik Kedai kenapa tidak mau kurang lebih karena menurut pelaku tidak mengganggu akses kedainya, kemudian datang SF Korban dengan maksud melerai namun pelaku salah paham sehingga pelaku melakukan pemukulan dengan tangan kanannya yang mengenai wajah korban. Karena merasa masih tidak terima pelaku mengambil celurit dirumahnya dan kembali ke dalam Kedai dan melakukan pengancaman dengan menggunakan Senjata tajam kepada SF korban. Atas kejadian tersebut, Unit Opsnal Polsek Samarinda Ulu yang dipimpin oleh Oleh Ipda Rizky Tovas, mendatangi TKP dimaksud kemudian berhasil mengamankan terlapor SB 32 Tahun beserta barang buktinya. Atas perbuatannya Pelaku SB 32 Tahun disangkakan Pasal Pengancaman dengan menggunakan senjata tajam dan Penganiayaan, sebagaimana dimaksud dalam rumusan Pasal 335 KUHP Jo Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 dan Pasal 1951 dan Pasal 351 KUHP, dengan ancaman hukuman 10 Tahun Penjara.
PemudaAncam Warga Molinow dengan Sajam, Gasak 2 Handphone. Penulis. Klik24News Redaksi - Sabtu, 2 April 2022 "Sambil memegang sebilah senjata tajam pelaku melakukan pengancaman dan bermaksud ingin mencari korban di dalam Pemuda Ancam Warga Molinow, pelaku saat ini terancam dengan pasal 2 ayat (1) undang-undang darurat nomor 12 tahun
Petugas Kepolisian Polres Aceh Timur menunjukkan seorang tersangka kasus pemerasan dan penipuan di Mapolres Aceh Timur, Aceh, Kamis 23/7. Tersangka FZ diduga telah melakukan tindak kejahatan pemerasan dan penipuan terhadap pengusaha di Aceh Timur yang mengatasnamakan kelompok bersenjata api pinpinan Nurdin alias Din Minimi yang kini menjadi buronan Polda Aceh. ANTARA Tindak pidana pemerasan dan pengancaman dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP diatur pada Bab XXIII, Pasal 368 sampai dengan Pasal 371. Dalam KUHP, tindak pidana pemerasan ada yang dilakukan dengan ancaman kekerasan atau ancaman pencemaran nama baik. Pemerasan dalam KUHP diartikan sebagai perbuatan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan atau bahkan ancaman pencemaran baik terhadap seseorang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain, agar orang tersebut memberikan barang miliknya, atau juga agar menghapuskan piutang. Perbuatan pemerasan dengan ancaman kekerasan tersebut, sebagaimana diatur Pasal 368 ayat 1 KUHP diancam pidana penjara paling lama sembilan tahun. Sedangkan pemerasan dengan ancaman pencemaran nama baik diancam pidana penjara paling lama empat tahun. Pencemaran nama baik sendiri, bisa dilihat kembali ketentuan Pasal 310 KUHP. Selain itu, perlu diingat, bahwa tindak pidana ini merupakan delik aduan, artinya tindak pidana pemerasan ini harus diadukan oleh orang yang merasa dirugikan kepada polisi. Jika tidak ada pengaduan maka polisi tidak bisa menindak pelakunya. Selengkapnya ketentuan mengenai pengancaman di KUHP berbunyi, sebagai berikut Pasal 3681 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. 2 Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku bagi kejahatan ini. Pasal 3691 Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum. dengan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia, memaksa seorang supaya memberikan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain. atau supaya membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. 2 Kejahatan ini tidak dituntut kecuali atas pengaduan orang yang terkena kejahatan. HARIANDI LAW OFFICE BACA JUGA Apa itu Bank Digital dan Bagaimana Aturan MainnyaAturan Hukum Pengangkatan AnakPasal-Pasal Tentang Akses IlegalAturan Hukum Gelar, Tanda Jasa dan Tanda KehormatanPerjanjian Layanan Pinjaman OnlinePasal Pidana Penimbunan Obat Terapi Covid-19Pasal Pidana Lalai Mengemudikan Kendaraan Bermotor
LampungTBA - Polsek Dente Teladas berhasil menangkap pelaku tindak pidana pengancaman dengan menggunakan senjata tajam (sajam) jenis golok yang terjadi di wilayah hukumnya. Pelaku pengancaman tersebut ditangkap hari Selasa (19/10/2021), pukul 19.00 WIB, saat sedang berada di rumahnya di Dusun Sungai Bayan, Kampung Pasiran Jaya.
Pemerasan dan pengancaman adalah dua tindak pidana yang berbeda. Berikut persamaan dan perbedaannya serta pidananya dalam KUHP pidana atau pasal pengancaman bukan hal yang asing di telinga. Pasalnya, siapa saja dapat menjadi korban. Pelakunya pun bisa jadi orang-orang terdekat. Mari kenali tindak pidana ini lebih jauh beserta sanksi hukumnya dan bedanya dari tindak pidana dan PengancamanPemerasan diartikan KBBI sebagai tindakan mengambil sebanyak-banyaknya dari orang lain atau meminta uang dan sebagainya dengan ancaman. Pasal pemerasan kerap kali disamakan dengan pengancaman. Namun, meski keduanya terlihat serupa, pasal pemerasan dan pengancaman ini membahas perbedaan, mari kenali dulu persamaannya. Lilik Mulyadi dalam Noveti, 201619 menerangkan bahwa pemerasan dan pengancaman memiliki sejumlah persamaan. Adapun persamaan pemerasan dan pengancaman adalah sebagai berikut;Perbuatan materiilnya berupa tindakan memaksa ditujukan pada orang agar orang lain memberikan benda, utang, atau menghapus kesalahannya menguntungkan diri atau orang lain dengan tindakan melawan jugaDiperas Media Massa? Begini Penjelasan Dewan PersMengenal Sextortion, Modus Korupsi Baru di Negara MajuPentingnya Kesadaran Hukum dalam Bermedia SosialKemudian, perbedaan pemerasan dan pengancaman ada pada cara dan pemerasan, caranya menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan. Lalu, pada pengancaman, caranya menggunakan ancaman pencemaran nama baik dan akan membuka pemerasan diancam pidana maksimum 9 bulan dan ada kemungkinan diperberat. Namun, pada pengancaman, pidana penjaranya maksimum 4 tahun dan tidak memungkinkan untuk diperberat. Lebih lanjut, ketentuan pidana pemerasan dan pengancaman dalam KUHP Baru atau UU 1/2023 diubah, berikut perubahannya. Trotoar menurut Pasal 45 ayat (1) UU LLAJ, merupakan salah satu fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan di antara fasilitas-fasilitas lainnya seperti: lajur sepeda, tempat penyeberangan pejalan kaki, halte, dan/atau fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut. Pelaku Pengancaman dengan Sajam di BANJARBARU – Pelaku berinisial RF 21 yang melakukan tindak pidana pengancaman terhadap seorang ASN berprofesi guru di SMPN 15 SMPN 15 Kelurahan Syamsudin Noor Landasan Ulin ternyata punya motif tersendiri. Alasannya karena marah akibat kebijakan dari guru tersebut. Dari hasil interogasi pihak Polsek Banjarbaru Barat terhadap pelaku yang sudah diamankan. Diketahui ternyata marahnya pelaku berawal dari aturan yang tidak membolehkan siswa berbelanja keluar lingkungan sekolah. “Pelaku ini pedagang es di depan sekolah. Dia marah karena siswa tidak boleh keluar sekolah dan pintu pagar ditutup. Alhasil dia melakukan pengancaman kepada guru agar pagar bisa dibuka saat jam istirahat tiba,” terang Kapolres Banjarbaru, AKBP Kelana Jaya melalui Kapolsek Banjarbaru Barat, Kompol Syaiful Bob. Lalu disebutkan juga bahwa sebelum peristiwa pengancaman terjadi. Pelaku menemui korban di dalam sekolah. “Ia mengajak korban keluar dengan dalih mau berbicara. Ternyata sesampainya di depan pagar, pelaku langsung mengeluarkan sajam jenis belati dari pinggangnya dan mengayunkannya ke hadapan korban,” cerita Bob. Beruntung katanya saat itu seorang saksi menjatuhkan sajam tersebut dari pelaku. “Ada seorang pria saksi berlari ke arah kejadian dan memegang tangan pelaku hingga sajam tersebut jatuh. Setelah itu korban dan saksi masuk ke sekolah dan pelaku kabur,” ungkapnya. Kejadian ini dilaporkan ke Mapolsek. Anggota polisi lamgsung bergerak mengamankan pelaku. Di kediaman di amankan barang bukti berupa sajam yang digunakannya untuk mengancam korban. “Kita amankan berupa pisau jenis belati panjang 27 cm lengkap dengan kumpang berwarna hitam. Pelaku sendiri disangkakan dijerat pasal 335 Ayat 1 KUHP Sub Pasal 2 UU Darurat No 12 Tahun 1951 tentang tindak pidana pengancaman,” tuntas Bob. rvn/ema

(1) barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,dengan ancaman untuk membuka rahasia, memaksa orang lain supaya memberikan suatu barang yang sepenuhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, diancam dengan pidana penjara paling

Jakarta - Komitmen pacaran dibuat untuk saling kenal dan saling menyayangi. Namun kerap dijumpai ada percekcokan hingga saling itu menjadi pertanyaan detik's Advocate sebagai berikutPagi detik Saya mahasiswi di kampus di Jakarta. Saat ini saya sudah tidak cocok dengan pacar saya dan mau mutusin dia. Tapi dia tidak kerap dia mengancam saya lewat SMS, WhatsApp hingga pesan di sosial media. Kata-katanya kasar dan cukup membuat saya takut. Seperti akan menceritakan semua perbuatan kami saat pacaran ke dibantu detik. Apakah ini sudah bagian dari ancaman?ThanksDee-JakartaPembaca detik's Advocate juga bisa mengirim pertanyaan serupa yang dikirim ke email redaksi dan di-cc ke Ditunggu ya...JAWABANTerima kasih atas pertanyannya. Berikut jawaban singkat di KUHPMenurut KUHP ketentuan pidana mengenai pengancaman diatur dalam Pasal 368 ayat 1 KUHPBarang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan apa penjelasannya? Menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal hal. 256 menamakan perbuatan dalam Pasal 368 ayat 1 KUHP sebagai pemerasan dengan kekerasan. Syaratnya yaitu1. memaksa orang lain; 2. untuk memberikan barang yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang itu sendiri atau kepunyaan orang lain, atau membuat utang atau menghapuskan piutang; 3. dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak; 4. memaksanya dengan memakai kekerasan atau ancaman Melalui Media ElektronikPelaku pengancaman dapat dikenakan pidana berdasarkan UU ITE yaitu Pasal 45B jo. Pasal 29 UU ITE. Pasal 29 UU ITESetiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara Pasal 45BSetiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun dan/atau denda paling banyak Rp tujuh ratus lima puluh juta rupiah.Dalam Penjelasan Pasal 45B dijelaskan bahwa ketentuan dalam pasal ini termasuk juga di dalamnya perundungan di dunia siber cyber bullying yang mengandung unsur ancaman kekerasan atau menakut-nakuti dan mengakibatkan kekerasan fisik, psikis, dan/atau kerugian HukumAnda dapat melaporkan hal itu ke kantor polisi. Menurut Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam hal Anda ingin melaporkan suatu tindak pidana atau kejahatan, Anda dapat langsung datang ke kantor kepolisian yang terdekat pada lokasi peristiwa pidana tersebut lainnya, Anda dapat mengadukannya melalui laman Aduan Konten dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Anda harus mendaftarkan diri sebagai pelapor terlebih dahulu dengan mengisi beberapa kolom kasihDemikian jawaban dari kamiTim detik's AdvocateSimak tentang detik's Advocate di halaman juga 'Heboh Petugas Pasukan Oranye di Jaksel Aniaya Pacar karena Cemburu!'[GambasVideo 20detik]

mQkpOJ. 296 253 418 233 191 274 52 84 115

pasal pengancaman dengan sajam